Roadshow Tawangmangu - Pertemuan Hamba Tuhan GSJA se-Jateng
Tanggal : 27 Februari 2020
Tempat : Tawangmangu
Mengikuti seminar doa bukanlah hal asing bagi saya, tapi berbeda halnya jika peserta seminar secara keseluruhan adalah hamba Tuhan dan pemberita Injil. Sebelum keberangkatan, saya melalui berbagai masalah, baik dalam registrasi dan juga ketika saya mengurus pengambilan cuti sehari sebelum keberangkatan untuk acara tersebut. Hal tersebut dikarenakan Ibu Evie menyarankan untuk mengadakan booth YLSA di acara tersebut, dan saya bersedia untuk melakukannya. Namun respon saya berbeda ketika ditawarkan untuk menyampaikan presentasi #Ayo_PA! dalam acara tersebut, karena saya menyadari kemampuan public speaking saya yang masih kurang. Akan tetapi walaupun saya sudah menolak, pada malam harinya ketika saya berdoa, Tuhan menyatakan kehendak-Nya dan segala sesuatu berputar balik karena Ia menginginkan saya untuk melakukan presentasi tersebut.
Registrasi berjalan dengan baik dan panitia memberi saya slot waktu untuk presentasi mengenai SABDA, oleh karena pemilik penginapan tidak jadi mempromosikan tempatnya. Setelah menerima kepastian itu, saya segera menghubungi Ibu Evie untuk berkonsultasi mengenai presentasi tersebut. Keesokan paginya di kantor, saya mempersiapkan produk SABDA untuk booth dan Ibu Evie menolong saya mempersiapkan PPT presentasi. Sore harinya, saya berangkat ke Tawangmangu bersama teman saya dengan menggunakan sepeda motor. Kami dihadang hujan deras, dan dengan berteduh sesekali sepanjang perjalanan, kami akhirnya sampai di tempat tujuan. Ketika saya tiba, saya bersyukur atas keramahan dan kehangatan teman-teman sekamar yang menerima saya. Namun malam itu terasa panjang bagi saya, disebabkan ketakutan saya untuk melakukan presentasi keesokan harinya.
Bersyukur paginya ada doa bersama, doa dan firman yang disampaikan memberikan ketenangan dan kekuatan kepada saya. Setelah itu, saya menemui panitia untuk memastikan lokasi booth dan juga slot waktu presentasi. Setelah jam makan, saya menggunakan waktu untuk menata booth. Peserta yang hadir hanya sedikit yang berkunjung dan bertanya karena acara sudah dimulai. Kemudian saya menitipkan booth kepada salah seorang panitia. Kekhawatiran saya semakin meningkat, tetapi materi yang disampaikan oleh pembicara sebelum saya ternyata berkaitan dengan presentasi #Ayo_PA!, walaupun beliau menggunakan metode WPDA. Di penghujung presentasinya, beliau meminta seluruh peserta menulis hasil perenungan Alkitab dari kitab Kejadian 22. Saya menjadi peserta pertama yang bisa menyelesaikan tantangan dari pembicara, hal ini disebabkan karena seluruh staf SABDA sudah terbiasa melakukan PA setiap hari dengan bantuan alat-alat studi Alkitab. Rasa percaya diri saya pun timbul karena Tuhan yang memberikannya, dan banyak dari peserta terkagum oleh karya Tuhan yang dititipkan dalam SABDA untuk pembelajaran firman Tuhan. "Belajar Alkitab bukanlah hal yang membosankan dan membingungkan jika punya alat yang mendukung, sehingga kita bisa belajar dengan lebih lagi...", itu adalah salah satu kalimat yang saya ucapkan dalam presentasi.
Setelah presentasi, saya bergegas untuk menjaga booth dan banyak peserta yang sudah berkerumun untuk mendapatkan produk SABDA. Bukan hanya pada saat itu dan di tempat itu saja, ketika jam makan malam pun beberapa peserta bertanya mengenai alat yang tepat untuk bidang pelayanan yang mereka tekuni. Bahkan sampai di kamar tidur pun beberapa teman sekamar saya menceritakan pengalaman mereka menggunakan alat studi Alkitab. Salah satu dari mereka ada yang bertanya tentang masalah smartphone yang memiliki kapasitas memori terbatas, akan tetapi tetap ingin diperlengkapi dengan aplikasi tafsiran dan lainnya, maka saya pun menyarankan memakai sabdabot di aplikasi telegram miliknya.
Malam itu saya menutup hari dengan penuh ucapan syukur dengan terkagum, karena bukan kemampuan saya dan kehebatan saya sehingga mulut saya tidak salah berucap. Dia yang menciptakan saya, Dia yang punya rencana, Dia yang bekerja. Segala pengalaman Pendalaman Alkitab yang pernah saya lakukan menjadi berkat yang dapat saya bagikan kepada Bapak/Ibu di sana. Jadi tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak bergiat dalam PA, padahal kehidupan roh kita terpelihara dengan belajar Firman Tuhan. Sekian dulu ya, terima kasih.